Suatu ketika terdapat seorang insan yang memiliki harta yang sangat banyak. Namun ia mempunyai sifat menderma kepada sesama, orang-orang pun sangat menyenangi insan ini. Ketika orang dating meminta bantuan maka ia dengan senang hati membantunya. Selain insan yang kaya
ini tersebutlah seorang bijaksana yang miskin. Ia hidup sangat sederhana bahkan terkadang kekurangan. Kedua insane ini tinggal bersebelahan maka ketika yang kaya melihat bahwa temannya tidak punya cukup uang untuk membeli makanan maka ia akan memberikan sedikit uang untuk membeli makanan sehari kepada temannya.
Orang-orang
yang melihat hal ini pun menegur insan yang miskin ini. “Hidupmu yang
susah ini dikarenakan karma burukmu di kehidupan yang
lampau. Kenapa kamu tidak menderma seperti tetanggamu itu dan hanya meminta?” Menerima perkataan ini insan yang miskin ini hanya menjawab “Saya sudah menderma dalam dua hal namun dalam hal ketiga saya tidak mampu karena saya tidak mempunyai harta.” Orang-orang pun binggung menerima balasan dari si miskin tersebut.
Beberapa hari kemudian karena orang-orang tersebut masih melihat insan yang miskin ini hanya menerima bantuan dari tetangganya maka mereka membawa seorang petuah yang dianggap bijaksana untuk menasehatinya.
“Anak muda kenapa kamu hanya menerima pemberian tetanggamu itu tanpa berusaha memperbaiki hidupmu sendiri?” Tanya petuah tersebut. “Maaf, Pak. Saya berusaha memperbaiki kehidupan saya seperti yang Bapak katakan.” Kata si miskin tersebut. “Saya melihat kamu setiap hari hanya menerima bantuan dari tetanggamu namun tidak ada kemajuan dalam hidupmu. Tidakkah kamu merasa menyia-nyiakan pemberiannya?” Tanya petuah tersebut kembali. “Tidak ada pemberian yang sia-sia, tidak ada pahala yang tidak didapat oleh penderma yang ikhlas.” Kata si miskin dengan tenang. “ Apa maksudmu?” Tanya
seorang dari mereka. “Sepertinya Saudara sekalian salah memahami dalam member bantuan. Dalam memberikan bantuan, kita tidaklah boleh mengingat apa yang kita berikan seperti ajaran Boddhisatva akan tidak adanya “Ke-akuan” maka tidak ada kaitanya lagi apa yang telah kita berikan terhadap diri kita. Dan dalam hal member dan menerima tidak ada yang buruk. Seperti para Bikkhu yang melakukan pindapata sebagai jalan bagi umat Buddha untuk melakukan kebajikan, maka hormatilah orang yang akan Saudara sekalian bantu seperti seorang Bikkhu dimana ialah tempat Saudara untuk melakukan perbuatan baik”
Terkadang kita terlalu terpaku bahwa lebih baik member daripada menerima padahal konteks dari member dan menerima sangatlah luas. Suatu pembelajaran bagi kita bahwa mereka yang akan menerima bantuan kita adalah suatu berkah/jalan untuk melakukan kebajikan. Coba kita bayangkan bila bantuan/pemberian kita tidak ada yang mau menerima. Sekaya apapun kita harta kita akan hilang saat kita meninggal tanpa meninggalkan pahala apapun, sama halnya jika Anda perhitungan dengan apa yang Anda berikan, sebanyak apapun yang Anda berikan maka tidak ada faedahnya sama sekali. Berterimakasihlah kepada orang yang Anda bantu. :D
By : Mr. JJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar