English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Thanks for your attention. I'm a newbie and your comments will help me to improve.
We have been moved to pindapata.wordpress.com

Kamis, 27 Oktober 2016

Cintamani Cakra Dharani (意寶輪王陀羅尼)



Sanskrit:
Namo ratna-trayāya
Nama āryā-valokite-śvarāya bodhi-sattvāya mahā-sattvāya mahā-karuṇikāya
Tadyathā: Oṃ cakra-varti cintāmaṇi mahā-padme, ru ru tiṣṭha jvala, ākarṣāya hūṃ phat ̣svāhā
Oṃ padma cintā-maṇi jvala hūṃ
Oṃ varada padme hūṃ
 
English:
Adoration to the Three Gems.
Adoration to the Noble (ārya) Lord (īśvarā) who gazes down (avalokite) the world (loka), the enlightened sentient being, the great sentient being, the great compassionate one!
Like this: Oṃ! Turn the wheel, the wish-fulfilling jewel, the great lotus, (quick, quick), Flame stays firm! Calling for the holy mind to destroy obstacles, So be it!
Om! Lotus, wish-fulfilling jewel, flame, hum!
Om! Boon bestowing lotus hum!

Minggu, 06 Juli 2014

Sutra Hati (Heart Sutra)



Sang Bodhisattva Avalokitesvara sedang bersamadi, merenungkan Prajnaparamita yang dalam dan luhur. Beliau memandang dari atas ke bawah; tertampaklah, bahwa panca skandha (lima kelompok kehidupan) itu sebenarnya kosong.
Oh, Sariputra, rupa (bentuk jasmani) adalah kekosongan (sunyata) dan sunyata itu rupa; sunyata tidak berbeda dari rupa, rupa juga tidak berbeda dari sunyata; rupa apapun juga, itulah sunyata; sunyata apapun juga, itulah rupa. Ini pun berlaku bagi vedana (perasaan), samjna (pengertian), samskara (bentuk-bentuk mental), dan vijnana (kesadaran).
Disinilah, oh, Sariputra, segala sesuatu (Dharma) bercorak sunyata; mereka tak muncul, juga tak berakhir; tidak kotor, juga tidak murni bersih, tidak kurang, tidak lengkap/bertambah.
Maka itu, oh, Sariputra, dimana terdapat sunyata, di situ tiada rupa, tiada vedana, tiada samjna, tiada samskara, tiada vijnana; tiada mata, telinga, hidung, lidah, badan, dan batin; tiada bentuk-bentuk suara-suara,bau-bauan, rasa-rasa, sentuhan-sentuhan, bentuk-bentuk pikiran; tiada unsur (dhatu) penglihatan dan selanjutnya, hingga kita tiba pada tiada unsur kesadaran (vijnana-dhatu); tiada kegelapan batin (avidya), tiada akhir kegelapan batin dan seterusnya, hingga kita sampai pada tiada hari tua dan kematian, tiada akhir hari tua dan kematian; tiada derita (dukha), tiada asal mula derita (dukha-samudaya), tiada akhir derita (dukha-nirodha), tiada jalan (marga), tiada pengetahuan (jhana),tiada pencapaian dan tiada bukan pencapaian.
Maka, oh, Sariputra, berkat kebebasan dari keuntungan pribadi apapun juga, seorang Bodhisattva yakin akan prajnaparamita (kesempurnaan kebijaksanaan luhur). Ia bebas dari segala rintangan. Karena bebas dari segala rintangan, Ia bebas dari perasaan takut dan dengan mengatasi sumber-sumber kegelisahan akhirnya Ia mencapai Nirvana.
Para Buddha dari tiga jaman (lampau, mendatang, dan sekarang) mencapai Anuttara Samyak –Sambodhi karena mereka telah yakin akan Prajnaparamita. Maka itu orang harus mengetahui bahwa Prajnaparamita adalah Maha Mantra, Mantra yang Maha Gemilang, Mantra yang  Maha Agung, Mantra yang tak ada bandingannya dan dapat melenyapkan segala macam penderitaan. Sungguh demikian, tiada kekeliruan sedikitpun. Oleh karena itu Beliau senang menerangkan Mantra Prajnaparamita serta berkata:
“Gate gate paragate para-samgate Bodhi svaha!”
(Lewat, lewat, lewat ke Pantai Seberang, tiba di Pantai Seberang, Kesadaran Agung, semoga demikian!)

Sabtu, 29 Juni 2013

Pelajaran Bagi pemberi



Suatu ketika terdapat seorang insan yang memiliki harta yang sangat banyak. Namun ia mempunyai sifat menderma kepada sesama, orang-orang pun sangat menyenangi insan ini. Ketika orang dating meminta bantuan maka ia dengan senang hati membantunya. Selain insan yang kaya ini tersebutlah seorang bijaksana yang miskin. Ia hidup sangat sederhana bahkan terkadang kekurangan. Kedua insane ini tinggal bersebelahan maka ketika yang kaya melihat bahwa temannya tidak punya cukup uang untuk membeli makanan maka ia akan memberikan sedikit uang untuk membeli makanan sehari kepada temannya. 

Orang-orang yang melihat hal ini pun menegur insan yang miskin ini. “Hidupmu yang susah ini dikarenakan karma burukmu di kehidupan yang lampau. Kenapa kamu tidak menderma seperti tetanggamu itu dan hanya meminta?” Menerima perkataan ini insan yang miskin ini hanya menjawab “Saya sudah menderma dalam dua hal namun dalam hal ketiga saya tidak mampu karena saya tidak mempunyai harta.” Orang-orang pun binggung menerima balasan dari si miskin tersebut.

Senin, 06 Mei 2013

Maha Karuna Dharani



 MAHA KARUNA DHARANI (TA PEI COU)

Na mo he lai da na duo lai ya ye
Na mo o li ye
Po lu ji di shuo bo la ye
Pu ti sa duo po ye, mo ho sa duo po ye, mo ho cia lu ni cia ye

An, sa pan la fa ye shuo da no da xie
Na mo xi ji li duo yi mong o li ye po lu ji di she fo la leng tuo po
Na mo nuo lai jin chi xi li mo ho pan duo sha mie
Sa po o duo duo su peng o shu yen
Sa po sa duo na mo po sa duo na mo po chie mo fa de dou

Dan chi duo
An o po lu xi lu jai di jia luo di yi si li, mo he pu ti sa duo
Sa po sa po mo lai mo lai
Mo xi mo xi li duo yun, ji lu ji lu jie mong

Du lu du lu fa she ye di, mo ho fa she ye di
Tuo nai tuo nai di li ni shi fu nai ye
Che nai che nai mo mo fa mo nai mo di li
Yi ser yi ser shi nuo shi nuo o lai shen fo lai she li
Fa sha fa shen fo lai she ye

Hu lu hu lu mo nai, hu lu hu lu xi li
So nai so nai, si li si li, su lu su lu
Pu ti ye pu ti ye, pu duo ye pu duo ye

Mi di li ye no lai jin chi di li se ni nuo po ye mo no sa po ho
Xi duo ye sa po ho
Mo ho si duo ye sa po ho
Xi duo yu yi shi pan na ye sa po ho

Mo lai jin chi sa po ho, mo lai no lai sa po ho
Xi nai seng o mo qie ye sa po ho
Suo po mo he o xi duo ye sa po ho
Je ji lai o xi duo ye sa po ho
Bo duo mo jie xi duo ye sa po ho

Muo lai jin che pan chi lai ye sa po ho
Mo po li sheng ji lai ye sa po ho
Na mo he lai da na duo lai ya ye
Na mo o li ye po lu ji di shuo bo lai ye so po ho
An, xi dian dou man duo la ba duo ye sa po ho


Senin, 24 Desember 2012

Karma



Jika kita sering berbuat baik, maka kita akan diperlakukan dengan baik.  Sebaliknya, jika kita melakukan hal yang tidak baik, maka kita akan diperlakukan dengan tidak baik. Jika kita suka memberi sedekah, maka rejeki kita akan  bertambah. Pernyataan di atas adalah pernyataan umum tentang karma. Tapi bagaimana jika kita menemukan kasus dimana orang yang sering berbuat baik mengalami musibah terus –menerus, mulai dari kemalingan misalnya, sakit, jatuh miskin, dan hal buruk lainnya; dan seorang yang sering melakukan hal tidak baik malah mendapat keberuntungan terus-menerus? Apakah hukum karma tidak bekerja?

Hal pertama yang perlu dipahami agar dapat mengerti ajaran Buddha adalah hukum karma (hukum sebab-akibat) dan cara kerjanya. Karma dibagi menjadi dua, karma baik dan karma buruk. Jika kita melakukan kebaikan, kita akan mendapat karma baik dan sebaliknya. Karma baik akan membuahkan kebaikan dan karma buruk akan membuahkan hal yang tidak baik. Karma tidak dapat dihapus. Jadi apa yang kita perbuat itulah yang akan kita terima.

Bagaimana dengan kasus di atas?